Thursday, December 8, 2016

makalah kalimat tauhid

MAKALAH
MEMAHAMI KALIMAT TAUHID



Disusun Oleh : Kelompok 2
Anggota :
Ikin Sodikin
Wirdah Yuniar
Siti Maryam
Dea
Jeni


MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 SUKABUMI
2016





KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Guru Mata pelajaran serta teman-teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Tauhid” kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A.    Latar belakang
B.     Rumusan Masala
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Makna Kalimat Tauhid
B.     Kesitimewaan Kalimat Tauhid
C.     Syarat dan Rukun Kalimat Tauhid
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Permasalahan dalam Tauhid adalah permasalahan vital yang ada dalam ajaran Islam, karena mengandung begitu penting maknanya. Tauhid menjadi hal paling prinsip dalam Islam yang memiliki kedudukan teratas dalam keimanan seseorang kepada Allah SWT. Hal ini dikarenakan syarat segala amalan setiap insane kepada Allah SWT adalah dengan sempurnanya tauhid.
Persoalan Tauhid telah dibawa dari masa Nabi ke Nabi selanjutnya, karena tujuan dari adanya ajaran ini agar manusia menyembah hanya kepada Allah SWT. Sehingga, tidak membuka celah sedikitpun bagi orang-orang yang hendak melakukan tipu daya. Karena dengan tauhid yang mantap, dengan keimanan yang sempurna segala ranjau yang telah dipersiapkan setan tidak akan mampu menjerat manusia taat ini.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Apa makna kalimat Tauhid laailaaha illallah?
2.      Bagaimana keistimewaan kalimat Tauhid laailaaha illallah?
3.      Bagaimana syarat dan rukun kalimat Tauhid laailaaha illallah?

C.    Tujuan
Adapun tujuannya, yakni:
1.      Untuk memahami makna kalimat Tauhid laailaaha illallah,
2.      Untuk mengetahui keistimewaan kalimat Tauhid laailaaha illallah, dan
3.      Untuk mengetahui syarat dan rukun kalimat Tauhid laailaaha illallah.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Makna Kalimat Tauhid laailaaha illallah
Kalimat Tauhid telah dikemukakan dalam Al-Qur`an lebih dari 30 kali sebagaimana dapat disimak dalam surat Al-Baqarah, Al-Imran, An-Nisa, Al-An`am, At-Taubah, Yunus, Hud, Ar-Ra`du, Ibrahim, An-Nahl, Taa-haa, Al-Anbiya, Al-Mu`minu, An-Naml dan yang lainnya. Hal itu memberikan keyakinan dan bukti nyata bahwa masalah Tauhid dalam ajaran samawi (Islam) adalah ajaran inti dari ajaran Allah SWT.
Kalimat Tauhid yang agung laailaaha illallah yakni ‘Tiada Tuhan Selain Allah’ memiliki arti yang sangat dalam dan luas. Seorang hamba tidak mungkin akan dapat beramal sesuai yang dikehendaki olehnya, kecuali setelah ia benar-benar memahami makna yang terkandung didalamnya sehingga ia beramal atas dasar kalimat Tauhid ini dengan sadar.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)” (Q.S Al-Baqarah: 255). Kata laa ilaaha menurut bahasa adalah yakni ‘yang disembah’, terambil dari kata illah, yallah, ilahah yang bermakna yakni ‘menyembah’. Kata laa ilaha mengikuti pola kata fiil  yang bermakna, maful yakni ma;bud yang disembah.
Sedangkan la ilaha menurut syara’: yaitu Tuhan satu-satu-Nya yang berhak disembah. Sebab hanya Dia sajalah yang memiliki sifat-sifat ketuhanan sebagai sifat-sifat mutlak yang selaras dengan keagungan dan kebesaran-Nya yang tidak akan pernah dapat diraih, oleh siapapun, kecuali hanya oleh Dia sendiri. Dialah Allah pencipta segala sesuatu, tidak ada Tuhan selain Dia ‘Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakana dengan ketinggian yang sebesar-besarnya’. Oleh karena itu, maka yang harus disembah itu tidak lain hanya Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi.
Sementara itu, lafadz allah adalah ‘Isim Alam’ (kata benda khusus) bagi Dzat Tuhan Yang Maha Suci seperti yang telah diketahui, yakni Isim Alam mutlak yang paling difinitif. Dialah Allah yang berhak dan harus disembah, dimana segala bentuk ibadah dan pengabdian dalam situasi dan kondisi bagaimanapun juga harus tetap hanya diperuntukkan bagi-Nya.
Jadi, makna laailaaha illallah adalah peniadaan seluruh yang disembah selain Allah SWT dan merupakan penetapan bahwa menyembah itu hanya diperuntukkan kepada dan bagi Allah saja. Maka dengan demikian, makna dari laailaaha illallah adalah peniadaan dan penetapan, yakni meniadakan Tuhan selain Allah SWT dan menetapkan bahwa Tuhan itu hanya Dia.

B.     Keistimewaan Kalimat Tauhid laailaaha illallah
Kesempurnaan Tauhid yang dimiliki oleh seseorang, akan membawa kepada jalan yang lurus dan Allah SWT akan senantiasa selalu melindungi dan menjamin keselamatannya baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena sebab itu, Kalimat Tauhid memiliki keistimewaan yang sangat besar dan luar biasa.
Syekh Muhammad At-Tamimi dalam kitab Tauhid mengemukakan bahwa `Ubadah bin Ash-Shamit, mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bersyahadat bahwa Isa hamba Allah dan Rasul-Nya dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari pada-Nya dan bersyahadat pula bahwa surge adalah benar adanya, maka Allah pasti memasukkannya ke dalam syurga betapapun amal yang telah diperbuatnya” (HR Bukhari dan Muslim).[4]
Banyak nash yang meriwayatkan dan menjelaskan keutamaan atau keistimewaan kalimat Tauhid, diantaranya sebagai berikut.
Diriwayatkan dari Abu Sa`id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Musa berkata, ‘Ya Tuhanku, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk berdzikir dan berdoa kepada-Mu’. Allah berfirman, ‘Hai Musa, katakanlah laailaaha illallah’. Musa berkata lagi, ‘Ya Tuhanku, semua hamba-Mu mengucapkan ini’. Allah pun berfirman, ‘Hai Musa, Andaikata ketujuh langit dan penghuninya, selain Aku, serta ketujuh bumi diletakkan pada daun timbangan, sedang laailaaha illallah diletakkan pada daun timbangan lain, maka laailaaha illallah niscaya lebih berat timbangannya’.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim dengan menyatakan bahwa hadits ini shahih).
At-Tirmidzi meriwayatkan hadits, yang dinyatakan hasan, dari Anas, aku mendengar Rasulullah bersabda, “Allah berfirman, ‘Hai anak Adam, seandainya kamu dating-Ku dengan dosa sepenuh jagad. Sedangkan kamu ketika mati tidak dalam keadaan syirik sedikitpun kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan kepadamu ampunan sepenuh jagad pula’.”
Allah SWT berfirman.
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ [٦:٨٢]
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S Al-An`am).[5]

C.    Syarat dan Rukun Kalimat Tauhid laailaaha illallah
Pada dasarnya kalimat Tauhid yang merupakan salah satu rukun Islam yaitu dalam koridor syahadat, memiliki syarat dan rukun yang harus dicapai untuk menyempurnakan keimanan kepada Allah SWT.
1.      Syarat Kalimat Tauhid laailaaha illallah
Syarat merupakan aspek penting dalam perwujudan tercapainya sesuatu hal. Dalam hal ini ada tujuh syarat, yakni:
a.       Mengetahui, maksudnya adalah mengetahui makna kalimat Tauhid laailaaha illallah secara peniadaan maupun penetapan. Sesuai dengan Q.S Muhammad: 19.
b.      Yakin, maksudnya adalah hati meyakini dan membenarkan kalimat Tauhid laailaaha illallah. Sesuai dengan Q.S Al-Hujurat: 5.
c.       Ikhlas. Sesuai dengan Q.S Al-Bayyinah: 5.
d.      Benar, maksudnya adalah hendaknya pernyataan beriman itu bukan sekedar basa-basi, sehingga yang bersangkutan benar-benar meyakini bahwa segala yang terkandung di dalam Al-Qur`an dan segala yang disampaikan oleh Rasulullah SAW benar adanya. Sesuai dengan Q.S Az-Zumar: 33.
e.       Cinta, maksudnya adalah hendaknya Allah SWT lebih dicintai daripada yang lain dengan total dan sepenuh hati. Sesuai dengan Q.S Al-Maidah: 54.
f.       Berserah diri kepada Allah SWT baik lahir maupun bathin. Sesuai dengan Q.S Luqman: 22.
g.      Menerima, yaitu tidak menolak apa yang dikehendaki oleh makna yang terkandung dibalik kalimat Tauhid laailaaha illallah sebagaiman telah digariskan oleh Allah Yang Maha Bijaksana. Sesuai dengan Q.S Ash-Shaffat: 35-37.

2.      Rukun Kalimat Tauhid laailaaha illallah
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, rukun ini berkaitan dengan pembahasan makna kalimat Tauhid laailaaha illallah. Rukun kalimat Tauhid laailaaha illallah, yakni:
a.       Meniadakan, maksudnya adalah meniadakan yang lain seluruhnya hanya untuk menyembah, mengabdi dan berserah diri kepada Allah. Dengan benar-benar memurnikan peribadatan kepada-Nya.
b.      Menetapkan, maksudnya adalah menetapkan Allah sebagai raja diatas raja, Maha dari segala Maha.




BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Kalimat Tauhid laailaaha illallah, yang mempunyai kedudukan paling penting dalam aqidah seseorang kepada Allah SWT, menjadikannya salah satu kunci mendapat kemenangan dari Allah SWT. Kesempurnaan iman, hanya akan didapat dengan meninggalkan dan tidak mendekati perbuatan syirik sekecil apapun itu. Hal ini dikarenakan Allah SWT sangat membenci para pelaku syirik dan menginformasikan kepada hamba-Nya bahwa ‘sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang amat besar’.
Untuk mencapai kesempurnaan tersebut pula, seseorang harus mampu mencapai dan memenuhi syarat dan rukunnya. Semoga kitalah yang senantiasa termasuk orang-orang yang berusaha menyempurnakan keimanan kepada Allah SWT. Sebagai wujud cinta kepada Allah SWT.

B.     Kritik dan Saran
Makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan yang terjadi, baik dari penulisan kata, ejaan, paragraf dan lain-lain. Hal itu dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keahlian penulis sendiri dalam hal ini.
Oleh karenanya, untuk dapat menutupi hal itu penulis berharap adanya apresiasi yang diberikan dari pembaca berupa kritik dan saran yang bersifat membangun. Dengan adanya hal seperti itu, penulis akan mampu melakukan perbaikan terus menerus.




DAFTAR PUSTAKA

Dr. Syarif Hamdan Rajih Madinah Al-Munawwarah, Kalimat Tauhid Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah, 2001, hlm. 10
Download dari blog Adinda Praditya, (E-Book Kitab Tauhid Karya Syekh Muhammad At-Tamimi), 2004, hlm. 20.
Dr. Syarif Hamdan Rajih Madinah Al-Munawwarah, Kalimat Tauhid Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah, 2001, hlm. 30.

Ibid. hlm. 29

About the Author

BERITA HARIAN SURADE

Author & Editor

Blogger Newbe mencoba berbagi dan ingin bermanfaat terhadap sesama.

Comments
0 Comments

Post a Comment

 
BERITA HARIAN SURADE © 2015 - Designed by Templateism.com | Distributed By Blogger Templates