Tuesday, December 13, 2016

JURUS LIMA SURADE SUKABUMI ( JURUS INI MASIH MISTERI DAN ENTAH SIAPA YANG MENGUASAI JURUS LIMA YANG ASLI INI SEKARANG )


Daerah Sukabumi Selatan (Jampang Kulon)  tidak  terlepas dari sisa-sisa Kerajaan Sunda seperti Kenekes. Perihal ulinan dimungkinkan dari Raja Sunda Galuh ke 23 Prabu Bunisora/Prabu  Kuda  Lalean/Prabu Borosngora/Prabu Guru Pangandiparamarta Jayadewabrata (1357 - 1371  M)&#8232, yang semasa muda pernah menjadi seorang petapa/resi yang sakti di daerah  Jampang bergelar Batara Guru. Dari raja ini juga menurunkan orang Sunda Galuh yang  pertama kali memeluk agama Islam yaitu Bratalegawa (Haji Baharuddin Al Jawi/Haji Purwa,  Purwa=terdahulu). Perihal "bimbingan" dari hasil tapa/semedi (atau apapun namanya) dalam  menghasilkan suatu ilmu adalah hal yang lumrah dalam setiap komunikasi transendental yang  dilakukan. Cuma tidak semua orang bisa mendapatkannya meski orang itu merasa  berhak  karena sudah melakukan proses itu. Dengan kata lain orang2 ini adalah orang2  pilihan. Perkara bimbingan itu berbentuk "makhluk", tetap saja itu merupakan hidayah yang kesemuanya harus melalui proses pemikiran dan intuisi si pelaku untuk mengambil keputusan. Buat orang2 dulu Ulinan yang disertai kesaktian juga merupakan hal yang wajar, ibarat orang sekarang yang berpakaian selayaknya lengkap antara pakaian luar dan pakaian  dalam kan?
kehebatan seorang tokoh silat disana, namanya Pih Uki (………..-1976), beliau adalah murid dari Gan Igung yang waktu itu menjabat sebagai penghulu kaum Sukabumi. Gan Igung ini adalah murid dari Mama haji Ibrahim (hanya yang tidak jelas apakah mama Haji Ibrahim yang dimaksud adalah R.H.Ibrahim Cikalong atau bukan karena menurut cerita dari murid-muridnya juga bahwa Mama Haji Ibrahim mendapatkan ilmu silatnya setelah berpuasa lalu mendapat bimbingan dari mahluk gaib (Jin) yang bernama bangkara-bangkari. Pih Uki menetap dan menjadi seorang gurubesar silat di Surade setelah bisa menjatuhkan jawara-jawara di daerah Pajampangan dan daerah lainnya pada masa itu (± Tahun 1930–1940 an). Aliran silat  yang diajarkannya tidak jelas diterangkan tetapi istilah yang terkenal diantara murid-muridnya adalah Jurus Lima (hanya 5 jurus dasar) dimana semua jurus ini konsepnya adalah membuang serangan dan menjatuhkan lawan dengan menggunakan tenaga lawan. Sedangkan untuk langkahnya disebut Gilir Badan (gerakan maju atau mundur dengan cara menyamping untuk menghindari pukulan atau tendangan) sedangkan teknik lainnya yang terkenal adalah Gomel (atau kalau di istilah lain adalah tempelan atau ulin rasa) dimana tangan kita dan lawan saling nempel atau berpegangan, bila kita yang pegang tangan lawan tidak akan lepas tapi kalau kita dipegang lawan akan mudah lepas, untuk yang sudah menguasai teknik ini tidak hanya bisa mengunci gerak lawan, malah bisa melemparkan tubuh lawan, biasanya latihan Gomel ini dilakukan dalam posisi duduk bersila. Salah satu ciri khas beliau dalam menjatuhkan lawan adalah hanya dengan menggunakan satu jari, dan beliau kalau sedang menghadapi lawan yang mencobanya tidak pernah pasang kuda-kuda karena menurut beliau kuda-kuda akan menunjukan arah serangan, sehingga musuh menjadi lebih awas. Teknik lain yang diajarkan pada muridnya untuk menghadapi keroyokan dari berbagai arah adalah Juru Jambe (saya sendiri kurang begitu tahu  tekniknya).malah seringnya beliau menghadapi serangan dalam posisi duduk. Untuk ukuran beliau teknik yang digunakan sudah ke permainan rasa serta kecepatan tangan yang tidak bisa diikuti pandangan mata biasa. Dalam satu cerita dari muridnya, pernah ketika beliau sedang buang air besar disumpit secara diam-diam oleh muridnya tetapi jarum/ paser sumpit tersebut bisa ditangkap oleh tangan. Bapak saya pernah cerita juga. Pada saat pertemuan dimana murid- muridnya semua berkumpul (semua muridnya sudah tidak ada lawan di berbagai wilayah di pajampangan) mereka ingin menjajal kemampuan mereka dengan gurunya (Pih Uki), lalu Pih Uki dalam posisi duduk dan matanya ditutup oleh kain (yang memasang kainnya adalah bapak saya) dikepung oleh lima orang dan diserang dari berbagai penjuru dengan menggunakan senjata tajam, tetapi dalam kondisi tersebut (malah tidak terlihat gerakannya oleh mata penonton) semua muridnya sudah jatuh saling bertumpukan malah ada yang menubruk dan nyangsang di  bilik bambu, sedangkan senjatanya semua berjejer rapi di hadapan Pih Uki. Apabila ada yang ingin mencoba beliau, selalu ditanya dulu apakah mau main halus atau kasar, biasanya kalau yang mencoba meminta jurus yang halus biasanya lawannya itu hanya jatuh ke tanah, tapi kalau  mintanya jurus yang kasar lawannya biasanya terlempar jauh dan cedera. Murid-murid beliau yang mumpuni pada masa itu untuk angkatan pertama
adalah :
  1. Aa Cicih (Lurah Bangbayang Jampang, walaupun mahir silat ternyata pih Uki tidak bisa ibing Penca, sehingga Aa Cicih menciptakan jurus-jurus ibingan untuk keperluan pakaulan).
  2. Pih Udin (masih adik sepupunya pih Uki)
  3. Pih Ja'i (beliau asalnya dari Banten lalu mengembara dan belajar silat di Surade, lalu ngalalana dan memegang daerah di Tanjung Priok)
  4. Pak Sulaeman (beliau dari Cikarang Sagaranten, rahasia - rahasia jurus diketahui oleh beliau karena sejak mudanya selalu mengikuti dan yang memegang tas pakaian pih Uki kalau sedang ngalalana).
  5. Haji Sirod (Surade - Jampang)
  6. Bang Se'an ( beliau orang betawi, pada mulanya jauh-jauh  dari betawi ingin mencoba kemampuan pih Uki, tetapi waktu di hadapi oleh muridnya Haji Sirod beliau jatuh, lalu berguru ke pih Uki, kalau melihat romannya waktu itu walaupun sudah tua dan jalannya  terpincang-pincang tetapi kesannya tetap liat dan wajah serta  tubuhnya ada bekas bacokan)
  7. Kang Acung (beliau menyebarkan jurus di daerah Ciselut - Sagaranten)
  8. Guru Badli (Citanglar- Surade, beliau murid Aa Cicih untuk ibingan dan yang paling bagus gerakannya)
  9. Pa Syafei (Beliau adalah putranya pih Uki dan yang mewarisi rahasia-rahasia jurus lima)


Sedangkan untuk angkatan kedua (1960 an) yang saya tahu adalah
  1. Pak Dayat (Mantan Lurah Gunung Guruh Sukabumi, dimasa mudanya beliau adalah juara ibingan ketika ada pakaulan antar perguruan di Sukabumi) setelah pensiun pindah ke Surade, ketika saya ngobrol katanya beliau menuliskan rumus-rumus jurus lima)
  2. Pa Guru Sadeli (Mantan kepala sekolah SD Cikangkung- Surade, beliau murid langsung dari haji Sirod dan memperbaiki jurus di pih Pih Uki, lalu secara otodidak mengubah teknik jurus lima sehingga mempunyai pakem jurus tersendiri). Hanya saja sepeninggal pak Syafei tidak jelas kepada siapa jurus ini diwariskannya. Selain nama-nama tersebut sebenarnya masih banyak murid-murid lainnya baik yang dilatih langsung ataupun disebarkan muridnya,  meliputi wilayah jampang kulon, jampang tengah dan Sagaranten dan  daerah lainnya tetapi namanya tidak saya ketahui.


sumber : http://kalibunderthepajampanagn.blogspot.co.id/

About the Author

BERITA HARIAN SURADE

Author & Editor

Blogger Newbe mencoba berbagi dan ingin bermanfaat terhadap sesama.

4 comments:

  1. Alhamdulillah,saya adalah 1 dari sekian banyak murid Pih Udin,yang kebetulan juga kakek saya

    ReplyDelete
  2. Itu yang angkatan pertama haji sirod itu sodara kakek saya kayaknya. Kalau pak syapei itu tetangga saya

    ReplyDelete
  3. Lagi nyari dukun sakti di jampang surade,ada yg bs ngasih recomment

    ReplyDelete

 
BERITA HARIAN SURADE © 2015 - Designed by Templateism.com | Distributed By Blogger Templates